Sabtu, 03 Mei 2008

Hati & Cinta

Adat Kawe Gate ata Waibalun

Rembulan malam menaungi lewo tana Waibalun,muda mudi mura rame di keheningan malam,Elan belen / halaman Kapela St.Antonius Padua menjadi saksi abadi indah nya nuansa romantika kemamu kebarek lewo Waibalun.Gendang dihentakan berirama dolo dolo dengan seorang dirigen/pemimpin tari,gerak,dan pantun berdiri ditengah,satu dua tiga gerakan badan mulai bersenyawa dengan gendang.
Dolo pai mura le
lipan sina gelu bala hala
tekun dai selaga herin bala
lidun dai seligu talin geto
jangan sampe jangan sampe
terlalu jangan sampe

pada lagu modern tentunya banyak kita temui refreein yang diletakan ditengah lagu namun untuk dolo dolo refreein tentunya selalu pada awal lagu.

para pembawa bait pantun tentunya telah menyiapkan pantun terlebidahulu karena dalam dolo dolo yang dibutuhkan sahut menyahut /berbalas pantun.

Pada setiap acara ini berlangsung tentunya menghasilkan begitu banyak cerita dan berawal dari pantun dan masuk kedalam hati.Dolo dolo bukan hanya untuk mencari pendamping hidup bagi kaum muda mudi namun nilai yang terkandung didalamnya adalah kebersamaan dalam bahasa,adat dan tradisi.Dolo dolo pada zaman dulu begitu dibutuhkan karena disanalah terdapat pengembangan diri dalam berkreasi benyanyi menjadi sebuah tradisi yang sangat dijujung tinggi di Waibalun.Dalam dolo dolo "Waibalun" entah sejak kapan tradisi ini sudah ada namun dari pernyataan para tetua adat Waibalun bahwa pada zaman dulu setiap malam bulan purnama semua kemamu kebarek mengenakan "senai beten" kain sarong .Lalu saya menyimpulkan bahwa dolo dolo mungkin dimulai pada zaman orang Waibalun mengenal kain " senai beten" atau bahkan sebelumnya.Pada kenyataanya bahwa senai beten di Waibalun hilang dari peredarannya bahkan nyaris saya belum pernah melihatnya hingga usia saya mencapai 34 tahun pada saat ini.

Dolo dolo mungkin bisa dikatakan sebagai pengikat rasa cinta & kasih sayang pada muda mudi yang diexpresikan dalam lagi,tarian,musik.Perkenalan antar muda mudi dijalin dan tumbuh hubungan yang disebut "taan soba"/pacaran.Bagi orang Waibalun pada zaman dulu hanya mengenal tata pacaran dengan hukum adat " mura wanan" sebuah aturan dimana ditentukan cara orang mengambil / dengan siapa seseorang bisa berpacaran/menikah.Misalkan saya suku pemuda Tukan Larantukan mempunyai pasangan dengan pemudi suku Bethan.Dan tradisi ini , pada zaman itu tidak boleh dilanggar ketentuan ini adalah mutlak.Atau orang Waibalun mengenal dengan sebutan "bala welin jaha"/betapa mahal nya gading/denda yang harus dibayar ketika seseorang salah dalam mengambil/kawin dengan pasangan hidupnya.Mungkin bisa dikatakan cinta terlaran bagi yang salah memilih.Sangsi yang begitu besar telah menanti pada setiap kesalahan yang dilakukan.yaitu "pate welin"/gading.Tradisi ini berjalan begitu bagus dan ketika saya masih kecilpun masih terjadi hal semacam ini.Sejak kecil saya sudah diberitahukan orang tua bahwa "mura wanan " saya adalah suku ini/itu.

Koda Geto / Kesepakatan akhir
ketika kedua pasangan merasa sudah cocok dan keluarga pun merestuinya maka akan diadakan sebuah upacara permulaan dari rangkaian upacara perkawinan.Koda geto adalah pihak pria datang bertandang kerumah pihak wanita untuk membicaran kelanjuntan dari masa pacaran yang telah dijalani.Opu,Belake, adalah orang yang mengambil bagian penting untuk acara ini.Opu dan belake mempunyai peranan penting dalam acara ini yakni membicarakan persetujuan atas dua pasang ( pria/Wanita) / mengukuhkan masa pacaran menjadi sebuah masa dimana bahwa adat sudah mengambil peranan dalam sebuah relationship ini.Adat mengambil bagian dalam penghitungan belis /mahar yang biasanya untuk besar kecilnya dilihat dari status sosial dari pasangan wanita,urutan anak keberapa,atau pun ana keriden"putri tunggal".Opu belake yang mewakili suku dan keluarga melangsungakan tawar menawar belis dan pada saat mencapai hasil yang disetujui maka disebut dengan " koda geto"Pada saat ini ada tradisi yang mesti dijalani yakni opu belake rekan hua malu" Opu dan belake disuguhi hidangan sirih pinang dan ayam bakar "manuk " dan "arak koten" Semua pembicaraan dalam prosen ini juga menentukan tanggal/hari "pana hua malu"/antar sirih pinang.



Sepin Sira
Sebuah hari dimana hanya para ibu ibu diundang untuk datang membersihkan beras karena setiap pesta perkawinan menyakut konsumsi yang sangat besar dan hampir melibatkan seluruh warga desa Waibalun.


Panah hua malu / Antar sirih pinang

Walaupun orang Waibalun hanya menyebut antar sirih pinang namun yang sesunggunya adalah hari dimana pihak pria menyerahkan belis / mahar kepada pihak wanita.Pada hari ini menjadi hari milik pasangan pria dimana pesta hanya dilaksanakan di keluarga pria.Satu minggu sebelun acar dimulai dari pihak pria mengeluarkan undangan/rekadu secara lisan misalnya"kame mete koda dari bapa Pei ne Ema Emma,pai marin tiu/tia/bosu/nona/ ...ema ema hari rabu legulon pai hono ape,rete ne hepe,keleka kebala rae bapak Deminggu lango,bapa bapa dore roho robok rete ne kenube" dalam tata cara penyampain ini tentunya tidak seperti undangan biasa karena yang mengundang adalah pihak keluarga bukan tuan pesta.Pada pagi harinya para orang tua yang diundang dataang dengan tugasnya masing masing.Para ibu mulai memasak nasi,lauk pauk
dan para bapak memulai membunuh babi,kambing,ayam.
Acara inti yang ditunggu pun tiba "pana hua malu"disini melibatkan begitu banyak orang karena dalam proses ini dimana pihak pria mengantar/menyerahkan belis.Adapun hal hal yang dibawah "gading/bala atau pun kila bala/perhiasan,pakaian pengantin wanita,ayam jantan yang hidup,ayam renki /ayam jantan bakar berdiri tegak dipasang rokok dimulutnya, beras,kambing,babi,pisang,kue tart/bolu,kain tenun,loma/daging babi dicampur singkong dibakar didalam bambu,arak,tuak.Barisan pun diatur dimulai yang terdepan para penari "mura ae",pembawa gading,para pemain musik "gendang,gitar,biola"Sebuah lagu dan tarian yang hanya kita jumpai pada saat ini adalah
Lagu "Lui E"
"Lui e e e Lui e
bene dita sapia lengga tanga
lui e e lui e bene dita sapia lengga tanga
oa oa e e mari oa mari beta enjo"
sebuah lagu yang bisa menghipnotis para kaum perempuan menari meliuk sambil berjalan dengan mengenakan selendang di lehernya.tangisan haru tentunya mengiringi upacara ini karena dari pihak keluarga pria merasa begitu kehilangan dengan anak prianya.Sebuah tradisi yang unik dimana dua keluarga berkumpul menerima sirih pinang dan bersatulah keluarga ini.Nyanyian berirama dolo dolo menghiasi perjalanan hingga di rumah mempelai wanita.Setelah menerima gading keluarga wanita mengucap syukur dengan memberikan sebuah kain kepada yang membawa gading yang disebut"lipa tanda mata"Pesta pun berlanjut kembali kekeluarga pria setelah acara pana hua malu selesai.

Malam itu juga menjadi hari yang sangat sibuk untuk keluarga wanita karena harus mempersiapkan rangkaian acara pernikahan keesokan harinya. Berupa upacara pemberkatan digereja,pesta dirumah yang melibatkan begitu banyak orang ( kalaupun acara pernikahan di Waibalun maka masih juga melibatkan 3 desa disampingnya yaitu lewolere,Pantai besar,lamawalang.Upacara Pemberkatan digereja biasanya pada pagi hari setelah itu dilangsungakan pesta/ resepsi siang sampe sore yang mana proses ini lebih cendrung secara tradisional yakni undangan hanya dihibur dengan gendang ,gitar,biola dan tarian tradisional yakni mura ae sedangkan pada malam hari resepsi lebih kepada undangan yang melibatkan band / sound sistem.Pesta tentunya mencapai puncak pada malam hari itu hingga dini hari.

Perkawinan di Waibalun tidak hanya berurusan dengan gereja namun lebih banyak terkonsentrasi pada adat istiadat.Pada zaman dulu sebuah pernikahan akan bisa terlaksanak di gereja apabila semua urutan upacara adat telah dilaksanakan.Adat Waibalun memberikan sebuah pelajaran yang berharga bahwa perkawinan tidak bisa hanya dilaksanakan oleh dua insan manusia tetapi ,suku,adat dan gereja .......

"di negri orang ku rasa senang tapi lebih senang di tanah airku ...WAIBALUN..." I take this poem from my Grand Mama "Katarina Penny Bethan"..thanks so much grand ma....I love you so much..you kept us like your son...Thanks so much to you for your teaching that how to prieses to Lord...I still remember every night 7 pm we have too stand by at home for family prying and every sunday with no activity in home...Grand pa " Stanislaus Todoboli Tukan"thanks so much you gave me signed on my dreaming when you died....thanks & thanks...from my Hati & Cinta".....I know YOU are in HEAVEN ....I MISSSSSSSS



Goe ne wekik goen

  Nolon kene mor pa goen marin 'ekan manja wekim moen bain,moe ata kaya rayan hala' Koda piin goe kete sain pali wali . Ata iker tur...