Jumat, 11 Desember 2009

Mengenang Nene No Bernardus Bala Marang

Sekian banyak bangunan gereja tua terpatri oleh tangan sang tukang Bala "Robu "Marang,begitulah cerita ibuku sambil mengenag ayahnya .Kala beliau menjadi salah seorang tetua di waibalun yang sangat beriwibawa.Seperti kata bapak Karel Balun." Hai No e...ekan di marin elen mete naran nene mio naran,naran naen peen bele jaha"Tapi sosoknya menjadi hilang begitu saja karena beliau meniggal di Serinuho.Temat yang sangat jauh bahkan saya pun belum pernah menyentuh tanah ini.

Kenangan atas nama nya begitu terasa ketika masih di bangku Seminari Hokeng yang kebetulan melakukan tourne ke desa Belogili.Saya menginap di sebuah keluarga yang sangat sederhana.Pada malam pertama saya menperkenalkan diri dengan nama lengkapku " Bernardus Bala Tukan"Dari wajah kepala keluarga tersebut terpampang sebuah guratan pertanyaan seakan dia mengenal dengan baik nama ini,namun hanya beda pada sukunya saja.Sambil memegang gelas kopi hitam pekat pria berambut uban itu bertanya kepadaku..."No moe moir ka take no naran Bernardus Bala Maran,tukang ata Waibalun"Hati ku tersentuh mendengarkan nama kakek ku disebut di Belogili.sambil menarik nafas panjang dengan sebatang rokok Bentoel biru ditangan ku coba memadamkannya dan perlahan kuungkapkan bahwa saya adalah cucunya .Diapun langsung merangkul tubuhku sambil berkata " no ...nene mion peen we ata kediken mae jaha ,nae ne aten nae buran jaha.
Lalu aku berkata dalam hati ku." Tuhan apakah yang aku cari....ternyata kakek ku telah memberikan namanya untuk dikenang orang dalam kebaikannya.

Di Bama menjadi tepat yang sangat special buat kakek ku karena sempat beliau membangun rumah untuk nya dan Gereja Bama menjadi hasil karyanya pada masa itu.Dengan seokor kuda nya yang pintar senantiasa menemaninya kemanapun beliau mengabdi.

Ketika di Seminari pada awal tahun ajaran ,terpampang sebuah nama di papan pengumuman kelulusan dengan nama Bernardus Bala Marang.Saya pun mendekatinya dan berkata"Siapa yang kasih namamu itu"jawabnya "ibuku ...bapak ku ada di Malaysia dan dulu ada seorang kakek yang selalu membantu keluarga kami jadi untuk mengenagnya ibuku memberikan nama ini untuk ku.Saya pun tercengang dan berkata..."teman nama bernardus bala marang ,hanya ada atu dan itu adalah kakek ku.


Seminggu yang lalu au menelpon ibu di kampung dan dia bercerita bahwa tanggal 12 Desember 2009 ini ,semua keluarga Marang akan melakukan upacara adat untuk memindahkan makam kakek ku dari Serinuho ke Waibalun.......aku pun merasa senang sekali.Semuga tahun depan saya bisa pulang kampung ke Waibalun agar bisa berziarah ke makam nya.Terkadang dalam doa aku selalu menyebut namanya..." Walau engakau tidak pernah melihat saya dan sebaliknya saya yang satu satunya cucu yang belum pernah berziarah kemakamnya selalu merasa begitu dekat.

Tuhan ku walau aku tak pernah melihat nya namun dia telah membirikan kebesaran namanya untukku..." nene no Bala ..moe teti kelen onon...tonga tede lodo goe pia ata lewo tana...peten goe jaga goe polo ata kediken maen halan ekan nalan ne goe.......

Goe ne wekik goen

  Nolon kene mor pa goen marin 'ekan manja wekim moen bain,moe ata kaya rayan hala' Koda piin goe kete sain pali wali . Ata iker tur...