Selasa, 22 April 2008

Ana Sambo Baru

Siapa yang tak kenel dengan ungkapan yang lazim terjadi di Waibalun"Ana sambo baru,nae data po baru,beli baju baru dudo garu garu..dudo garu garu" Sebuah tradisi yang sulit terjadi didaerah lain yakni Penerimaan Sakramen Pertama.Ketika duduk di bangku SD kelas 3 tentunya semua siswa giat belajar supaya bisa naik kelas 4.Semua persiapan dimulai ketika mendengan berita kenaikan kelas.Kalender pun langsung dicari bertepatan dengan Hari Raya Tri tunggal Maha Kudus maka terciptalah sebuah perayaan yang super meriah.Budget yang keluarpun tidak tanggung tanggung.Undangan menyebar keseleruh plosok desa.Bahkan satu kepala keluarga mendapatkan 50 kartu undangan.Hari yang melelahkan tentunya bagi semua warga yang mempunyai banyak sanak family yang mempunyai anak kelas 4 yang ikut komuni pertama.Misalkan SDK Waibalun I mempunyai siswa kelas 4 /dari desa Waibalun berjumlah 20 orang + SDK Waibalun dua 20 orang + SD Impres 20 orang maka bisa dipastikan 60 orang yang akan melangsungkan pesta dalam satu hari itu.Semuanya menjadi lautan pesta pora.Alunan musik meraja lelah tentunya dengan volume yang begitu dasyat.Patut dicatat bahwa pendapat orang Waibalun bahwa sebuah pesta idendik dengan musik tarian dan minuman.Dan yang menjadi sebuah urusan yang sangat penting yaitu konsumsi.Fegili ( begitulah kata orang waibalun untuk satu hari sebelum perayaan tersebut diatas tepatnya pada pukul 03 dini hari semua orang waibalun sudah bergulat dengan pembantaian babi.Hampir dipastikan minimal untuk sebuah pesta komuni pertama dikeluarkan 3 sampe 5 ekor babi dengan berat kurang lebih 100 Kg.Pada dini hari itu terdengar tangisan babi hampir terdengar dari ujung timur sampe ujung barat Waibalun.

Pagi hari pukul 8:00 anak anak sambo baru berbaris didepan pintu Gereja St.Ignatius Layola dengan berbaju serba putih.Sebatang lilin ditangan kanan dan diapiti kedua orang tuanya masing masing.Terdengar sesama orang tua berbisik tentang persiapan pestanya.Para guru pembina dan pastor bersiap siap menghatar anak anak ini kedalam bagunan gereja yang diperkirakan dibagun sejak zaman Porto.Syangnya orang Waibalun tidak terlalu senang dengan arsitektur kuno.Jadi gereja ini terkesan laksana gereja modern.Gereja tua itu sudah hilang dan diatas tanah itu bangun gereja baru.Mungkin bagi orang Waibalun yang tinggal dikampung merajakan sebagai suatu kemajuan yang luar biasa.Namun bagi saya yang menetap ditanah perantaun tak mungkin mendapatkan lagi suasana gereja leluhur ku.Nyanyian paduan suara anak anak menghetakan hati ku teringat pada masa masa kecilku ketika menerima komuni pertama.Pa dan mama mu mendampingi ku bersama berjalan mengintari altar gereja.Tuhan disini Kau berikan hati yang damai,cinta yang luar biasa atas tanah tumpah darah Waibalun.mungkin hanya itu ungkapan hatiku ketika melihat kerinduan anak anak untuk dapat menerima sakramen komuni pertama.
Kala koor pembuakan di awalai dengan lagu"Datanglah Kepada Ku " airmata ku menetes mungkin haru tercengang aku menatap patung tua Santo Yosep & Santa Maria yang masih utuh tegak berdiri di putaran altar.Sambil menatap istri ku yang baru pertama kali datang ke desa ku ..lalu aku berkata maafkan aku..hanya ini yang bisa ku berikan kepadamu.Sebuah desa dengan tradisi gereja yang begitu melekat dalam pejalanan hidup orang Waibalun.Saya sangat berharap kalo kalo suatu hari nanti kami akan kembali ke Waibalun dan bisa benyanyi bersama di gereja ataupun masmur tanggapan.

Sekembalinya dari gereja semua orang menyalami anak sambut baru.Pesta pun dimulai.Sepanjang siang dan malam itu hingar bingar musik,muda mudi yang berjoget dansa ,mabuk mabukan .Mungkin hari ini adalah hari yang terakhir hingga pesta lupa segala galanya.Begitu kata ku kepada istriku.Waibalun identik dengan pesta.Entah sejak kapan dimulai dengan tradisi ini namun rasanya sulit sekali untuk dirubah.

Namun satu yang takan pernah saya lupa adalah "pai taan hama hama tite kaka arin epu dega soron sera tite tobo taan tou"

Goe ne wekik goen

  Nolon kene mor pa goen marin 'ekan manja wekim moen bain,moe ata kaya rayan hala' Koda piin goe kete sain pali wali . Ata iker tur...